Mupel Jabar I usai melaksanakan Aksi “Citarum Harum” berupa pembersihan sungai Cidurian, Bandung bersama tim Germasa GPIB dan dirangkaikan dengan aksi pengobatan gratis dari Yayasan Diakonia GPIB di Kelurahan Babakan Surabaya kecamatan Kiaracondong Kota Bandung, Sabtu 27/7/2019.
Sebagaimana diketahui Gereja Protestan Indonesia Bagian Barat (GPIB) sangat peduli dengan kegiatan yang menyangkut penataan lingkungan hidup. Aksi bersih sampah dari sungai Cidurian di lokasi sepanjang 600 meter berhasil mengangkat sampah sebanyak 2400 kg. Aksi Ini di anak sungai Citarum ini melibatkan TNI, Polri, Gerakan Pemuda Mupel Jabar I dan masyarakat hingga mencapai 400 orang peserta.
Untuk pengobatan gratis yang dilakukan Yayasan Diakonia GPIB cukup banyak dikunjungi warga yang melakukan pengobatan. Untuk Pengobatan Umum sebanyak 303 orang, Periksaan Mata dan Pembagian kaca mata plus 142 Orang, Pemeriksaan dan Pencabutan Gigi 35 Orang, Operasi Minor 4 Orang,
“Keberadaan tim Yayasan Diakonia (YADIA) GPIB pada aksi Citarum Harum ini karena kepedulian kami pada masyarakat sekitar. Itu terbukti dengan banyaknya warga yang melakukan pengobatan,” kata Ketua YADIA GPIB Pnt. Tommy Masinambow di sela-sela acara Citarum Harum.
Sungai Citarum adalah sungai terpanjang di Jawa Barat yang mengalir ke Laut Jawa. Mata airnya di Gunung Wayang, Kabupaten Bandung, dengan panjang kurang lebih 300 km, berakhir di Kabupaten Krawang.
Dikabarkan Sungai Citarum menjadi batas wilayah antara dua kerajaan yaitu Kerajaan Galuh dan Kerajaan Sunda (pergantian nama dari Kerajaan Tarumanegara pada tahun 670 Masehi). Fungsi Citarum sebagai batas administrasi ini terulang lagi pada sekitar abad 15, yaitu sebagai batas antara Kesultanan Cirebon dan Kesultanan Banten. Dalam perjalanan sejarah Sunda, Citarum erat kaitannya dengan Kerajaan Taruma, kerajaan yang menurut catatan-catatan Tionghoa dan sejumlah prasasti pernah ada pada abad ke-4 sampai abad ke-7. /fsp