GPIB, Jakarta – Majelis Sinode GPIB sangat menaruh perhatian atas peristiwa bencana alam yang terjadi seperti gempa bumi di Majene Sulawesi Barat dan banjir di Banjarmasin Kalimantan Selatan.
Empati itu ditunjukkan dengan mengajak warga jemaat untuk peduli akan musibah yang menimpa banyak orang bahkan menelan korban jiwa. “Kami mengetuk hati seluruh Jemaat sebagai umat Tuhan yang terpanggil untuk bersama-sama meringankan beban penderitaan yang menimpa sesama umat Tuhan,” kata Pdt Marthen Laiwakabessy Ketua I Majelis Sinode GPIB.
Majenis Sinode GPIB meminta Jemaat untuk membuka satu kotak persembahan khusus yang dikumpulkan pada Ibadah Hari Minggu atau langsung secara tunai yang dikirim melalui:
Rekening BRI Cabang Jakarta Mangga Dua
No. 0346-01-000429-30-7
atas nama Majelis Sinode GPIB/Crisis Center.
Majene Sulbar
Pdt. Meity Timomor, KMJ GPIB Immanuel Majene sebagaimana disampaikan kepada Aryati Maitimoe Pengurus Dept. Pelkes mengatakan, di Malunda bantuan masih terus berdatangan, beberapa daerah yang terisolasi akhirnya bisa di tembus, tadi ada gempa, dan ada lagi longsoran batu.
“Dapur umum tidak berfungsi, jadi mereka diberi logistik saja lalu mereka olah sendiri. Tadi masih ada gempa susulan. Makanya yang di dalam kota Majene, masih mengungsi di dataran tinggi. Kalau masih ada matahari, kami masih berani di rumah masing-masing. Seperti saya, tiap jam 10 turun ke gereja, jam 4 sudah ke dataran tinggi lagi,” kata Pdt Meity.
Saat ini Pdt Meity Timomor bersama beberapa anggota jemaat sudah mengungsi ke rumah warga jemaat yang posisi rumahnya berada di daerah perbukitan. Mereka semua berada dalam keadaan sehat. Sebagai informasi tambahan, BNPB dan BPBD menyampaikan bahwa banyak rumah dan fasilitas umum di daerah Mamuju dan Majene yang mengalami kerusakan.
Banyak yang harus tinggal di tenda pengungsian. Adapun barang2 yang sangat dibutuhkan pengungsi antara lain Terpal, Tikar, Selimut, Makanan siap saji, Sembako, Masker, Obat dan vitamin.
Data pihak terkait menyebutkan, per Selasa 19/1 jumlah korban meninggal akibat gempa Sulbar tercatat 88 orang. Sebanyak 253 orang mengalami luka berat dengan rincian 189 warga Mamuju dan 64 warga Majene. Sementara itu jumlah keseluruhan korban dengan luka ringan sebanyak 679 orang. Adapun sebanyak 19.435 orang mengungsi.
Banjarmasin Kalsel
Sementara bencana banjir yang melanda Banjarmasin Kalimantan Selatan terus disikapi dengan baik oleh Mupel Kalselteng. Sebagaimana disampaikan Pdt Luther Tappi, Ketua I Mupel setempat bahawa pihaknya terus melakukan koodisanasi untuk membantu warga jemaat yang terdampak banjir.
“Kami terus melakukan koordinasi dan pertemuan baik ditingkat lokal maupun dengan Mupel Kalselteng,” ungkap Pdt Luther Tappi yang juga KMJ GPIB Maranatha Banjarmasin saat dihubungi via ponsel.
Sekretaris PHMJ GPIB Maranatha Banjarmasin, Agustinus Tambing mengatakan, akibat banjir yang terjadi, gedung serba guna gereja difungsikan untuk menampung warga yang terdampak banjir. “Gedung Serguna kami fungsikan sampai banjir mereda,” tuturnya sembari menyebutkan, tim tanggap bencana telah mengantarkan sembako buat jemaat yg terisolasi oleh air.
Sebagaimana diketahui sebanyak 10 Kabupaten/Kota terdampak banjir Kalimantan Selatan, antara lain Kabupaten Tapin, Kabupaten Banjar, Kota Banjar Baru, Kota Tanah Laut, Kota Banjarmasin, Kabupaten Hulu Sungai Tengah, Kabupaten Balangan, Kabupaten Tabalong, Kabupaten Hulu Sungai Selatan, dan Kabupaten Batola.
Berdasarkan data per 16 Januari sekitar pukul 18.00 WIB, akibat bencana banjir ini, tercatat sebanyak 112.709 jiwa terdampak dan mengungsi, serta 27.111 rumah terendam banjir. /fsp