Jakarta, GPIB – Ferwindus Rajesh Silalahi, anggota GP jemaat GPIB Horeb Kramat Jati Jakarta Timur, mengaku kebersamaan keluarga semakin erat dengan ibadah bersama. “Meski tidak bisa ibadah di gedung gereja kami senang dan semakin dekat satu dengan yang lain. Karena biasanya, papa sama mama gereja, kita anak-anaknya ikut pelayanan di PA, jadi kalau sudah keluar rumah masing-masing gitu,” katanya lewat WA.
Sementara kata Samuel mewakili Keluarga Parera-Sambuaga dan Pelletimu-Parera, dari GPIB Horeb Kramat Jati mengaku kotbah yang disampaikan Pdt. Manuel Raintung lewat youtube mengingatkan dirinya untuk menyadari dan memahami apa yang Tuhan kehendaki dalam kehidupannya. “Ya, situasi boleh terbatas seperti ini tapi kedekatan kita dengan Tuhan tetap jadi prioritas sehingga kita tidak celaka seperti bangsa Israel dalam bacaan Minggu ini,” katanya.
Ibadah hari Minggu Online juga diikuti dengan serius oleh Oma Juliana Apituley Makassel yang biasa dipanggil Oma JAM. Ia larut juga menikmati ibadah itu. “Bahkan Oma mengikuti dua kali ibadah online sejak minggu lalu, yaitu ibadah online di GPIB Filadelfia pukul 9 pagi dengan Pdt. Rufy Waney dan pukul 10 pagi di GPIB Ora et Labor dengan Pdt. Salmon,” kata Pdt. Sylvana memberikan kabar.
Pesan yang sama diterima redaksi dari sejumlah jemaat yang mengikuti ibadah Minggu (29/3) pagi dengan online. Ibu Lucy Simatupang, keluarga Ferry Jermias dan keluarga Johny Mandagie dari GPIB Jurang Mangu, Banten.
Ibadah Hari Minggu Online dirasakan juga amat positif. Menurut Dkn. Eddy M. Soei Ndoen, yang juga menjabat Bendahara I Majelis Sinode, ibadah Minggu di rumah di Jemaat GPIB Pancoran Rahmat, Depok menggunakan istilah Worship from Home.
“Di kami, majelis jemaatnya menyiapkan tata ibadah yang sudah disesuaikan dengan kondisi saat ini. Untuk renungan firmannya diberi pilihan, apakah membaca bahan renungan yang sudah disiapkan KMJ atau mengikutinya via youtube. Dua-duanya tetap khidmat, merasakan sapaan dan kehadiran Tuhan. Lalu doa syafaat dinaikan oleh masing-masing keluarga. Bukankah itu berarti lebih banyak umat yang bersatu hati menaikan syafaat dan ini baik karena kalau ibadah di gedung gereja, ketika doa syafaat biasanya justru kesempatan ini digunakan oleh sebagian orang untuk lihat hp, ke toilet, cari permen di tas dan lainnya,” katanya. Ibadah online ini menjadi bentuk penguatan dan keseriusan kita untuk benar-benar khikmat mengikuti jalannya ibadah.
Ibadah di rumah-rumah bagi warga GPIB dilakukan dalam rangka mengikuti Surat Edaran MS dan juga surat MS tertanggal 27 Maret 2020 bernomer 9498/III-20/MS.XX yang berisi PENJELASAN DAN KEBIJAKAN MAJELIS SINODE GPIB, salah satunya menyebutkan mengikuti arahan Surat Majelis Pekerja Harian PGI No. 230/PGI-XVII/2020 tentang PEMINDAHAN PELAYANAN DAN IBADAH KE IBADAH KELUARGA DI RUMAH MASING-MASING HINGGA 29 MEI 2020. Dan itu diwujudkan dalam ibadah di rumah untuk Jumat Agung dan Paskah sesuai penjelasan yang tertera dalam surat tersebut. (lip)