Gereja Protestan di Indonesia bagian Barat (GPIB) terus melakukan pemantauan banjir Jabodetabek. Monitoring dilakukan melalui kerja sama dengan Mupel-mupel di wilayah yang terdampak banjir.
“Kami terus melakukan pengumpulan data-data dari Mupel untuk mengetahui keperluan apa yang dibutuhkan wilayah yang terkena musibah banjir,” kata Ketua I Majelis Sinode GPIB Pdt Marthen Leiwakabessy.
Crisis Center (CC) Majelis Sinode dan Yayasan Diakonia GPIB mengadakan Bakti Sosial Rabu, 8 Januari 2020, Pukul 09.00 – 14.00 wib bertempat di GPIB Kasih Setia Banten, Komp. Pinang Griya Permai.
Dalam baksos ini, GPIB Zebaoth Bogor, Polsek Pinang, Koramil setempat dan pihak Kecamatan Pinang ikut berpartisipasi memberikan bantuan. Baksos dilakukan dalam bentuk pemberian Pengobatan Gratis untuk korban banjir bagi masyarakat sekitar dan jemaat di GPIB Kasih Setia Ciledug, Tengerang.
Sebagaimana diketahui korban meninggal akibat banjir di wilayah Jakarta, Jawa Barat dan Banten terus bertambah. BNPB menyebut korban meninggal mencapai 67 orang.
Terdata setelah lima hari pasca-bencana banjir di Jabodetabek dan sekitarnya, mencapai 67 orang per tanggal 6 Januari 2020. Dan saat ini ada satu orang yang masih hilang dan dalam pencaharian di Kabupaten Lebak.
Korban meninggal karena banjir lima orang di Kota Tangerang dan satu orang meninggal di pengungsian di Kabupaten Bogor. Sejumlah lokasi yang masih digenangi banjir, antara lain di Kabupaten Bekasi, Kota Bekasi, Kabupaten Bogor dan Jakarta Barat.
Data dari BNPB menyebutkan, walau genangan terus surut, namun penambahan jumlah pengungsi terus terjadi dari sebesar 917 jiwa menjadi 36.419 jiwa dan titik pengungsian pada beberapa wilayah antara lain Kabupaten Bekasi 3 titik, Kota Bekasi 75 titik, Kabupaten Bogor 27 titik, Kota Tangerang Selatan 1 titik, Jakarta Timur 1 titik, Jakarta Barat 5 titik, Jakarta Selatan 1 titik, Jakarta Utara 1 titik, Kabupaten Lebak 8 titik dan Kota Depok 6 titik.
Berikut daftar nama tambahan tujuh korban meninggal berdasarkan data BNPB.
1. Aceng Ismail (52/L) Kota Tangerang
2. Nining (75/P) Kota Tangerang
3. Rosdiana (60/P) Kota Tangerang
4. Fatir (14/L) Kota Tangerang
5. John Andreas (14/L) Kota Tangerang
6. Emah (65/P) Kabupaten Bogor
7. Rizki (7/L) Kabupaten Lebak
Pnt. Libianto dari GPIB Moria, Jakarta Selatan menginformasikan bahwa di kawasan Perumahan Villa Nusa Indah I dan 2 hampir sebagaian akses jalan masih ditutupi lumpur dan masih ada genangan air. Air di perumahan Villa Nusa Indah sebagian besar air PDAM dan sangat kecil suplai aliran air, hal ini yg menyulitkan warga untuk membersihkan lumpur didalam rumah.
Beberapa Organisasi Massa membuat posko bantuan dan menyediakan minuman dan makanan serta pakaian layak pakai, bantuan obat-obatan ditempatkan di setiap RW, adapun Pos Kesehatan hanya ada di kantor BNPB. Warga dapat minta bantuan untuk mobil penyedot lumpur biaya Rp 800.000,- setiap rumah.
“Sebagai saran, perlu pendataan warga jemaat di wilayah Mupel yang terkena bencana banjir, untuk menjadi prioritas dibantu oleh team CC MS dan selanjutnya warga sekitar pemukiman Warga Jemaat,” kata Libianto.
Ia meminta tim CC MS perlu meninventarisasi yang utama diperlukan oleh warga jemaat yang terkena musibah banjir sebagai tanggap darurat. Pengumpulan bantuan bisa secara paralel dilaksanakan, namun ada baiknya Team CC MS segera bergerak untuk langsung kelokasi bencana dengan berkoordinasi dengan BNPB serta Mupel dan Jemaat GPIB terdekat lokasi bencana tanpa harus menunggu bantuan terkumpul.
GPIB sendiri cukup banyak mendirikan posko-posko untuk membantu memberikan bantuan kepada korban banjir. Posko berupa tempat Pengobatan Gratis dan Dapur Umum. Di Mupel Jakarta Timur ada sekitar 4 Posko yang dibuat. GPIB Anugerah Bekasi menjadikan gedung gereja sebagai Posko dn Dapur Umum. Beberapa Mupel lainnya juga membuat hal yang sama untuk meringankan beban sesama yang mengalami musibah banjir.
fsp