GPIB, Jakarta – Hasil ngamen di rumah dengan lagu-lagu rohani sudah ditonton lebih dari 500 orang di saluran Instagram (IG). Konser musik lewat IG dari grup Rumah Cikini Praise hari Sabtu (25/4) lalu sengaja dibuat untuk menampung ide dan menyalurkan hobi anggotanya serta membantu sesama saat kondisi pandemi seperti ini.
Ricko Sangelorang pengagas live musik itu bercerita bahwa kegiatan live musik untuk kemanusiaan. “Live musik ini tujuaannya untuk membantu saat kondisi pandemi Covid-19. Jadi pada saat makan malam bersama keluarga, saya dan istri Gloria, bersama papa Rocky Sambuaga dan mama Sandra bilang, Rick, kamu kan dan teman-teman punya talenta musik, uda gih kalian ngamen tuh di teras rumah, live music, lalu sumbangkan untuk gereja khususnya bantuan lawan covid19. Dari dorongan itulah maka saya sampaikan ide ini ke temen-temen,” ujar Ricko yang adalah anggota jemaat GPIB Paulus Jakarta di sektor III.
Semua teman-teman menyambut ide tersebut. “Aduh gila, gue juga nggak ngapa-ngapain, ide bagus ini untuk kita, berbuat sesuatu sambil tetap main musik. Kata salah seorang teman ketika saya sampaikan ide ini. Lalu, hari Rabu (23/4) tiga hari sebelum live, saya buat grup WA, saya pilih lagu-lagu dan share ke semua teman materi yang akan dimainkan dan Sabtu-nya jadi konser di IG,” tambah Ricko.
Rumah Cikini Praise, sebutan untuk grup musiknya menurut Ricko, karena dimainkan di halaman belakang rumahnya. “Awalnya kita main di garasi tapi suaranya takut ganggu, jadi kita mainkan di halaman belakang aja. Jadilah sebutan Rumah Cikini Praise, yang memang tujuannya memainkan lagu-lagu rohani, sharing dan juga bantu.” Grup musik ini beranggota Calvin Marahsidi, Julius Louis, Yosua Rondonuwu, Jelvam Tahamata, Arita Pardede, Robyn Pattinasarani dan Ricko sendiri.
Berangggotakan tujuh orang, saat latihan juga ikuti aturan. “Kita jaga jarak. Vokalis karena ada tiga gantian nyanyinya dan para pemain, saya dan dua teman lainnya juga atur jaraknya sehingga kita tetap memathui aturan yang berlaku di asa seperti ini,” ungkapnya.
Ketika konser dilakukan, waktunya tak lama sekitar 40 menit dari jam 16.30-17.10 WIB. Dan dari hasil konser itu terkumpul donasi sebesar Rp 14 lebih yang disalurkan lewat rekening GPIB Paulus.
Saat konser itu, kata Ricko, sejumlah lagu-lagu rohani dibawakan, seperti Dibadai Topan Dunia (Kidung jemaat/KJ), Ku Heran Allah mau memberi (KJ), Tenanglah Kini Hatiku, El Shaddai, Bukan dengan Kekuatanku, Bagi Tuhan tak ada yangg Mustahil, Tuhan Yesus Setia, Yesus Perhatika, Di Tengah Kesukaran dan Allah Sumber Kuatku. Dengan format 3 pemain pemusik, yaitu keyboard, cajon dan saxophone serta para vokalis.
Ricko bersyukur, sehari sebelum konser bersama istrinya, mereka membuat flyer konser dan disebarkan lewat IG sehingga banyak diketahui dan banyak yang nonton. “Saya konsepkan bersama istri saya Gloria. Kita persiapkan design logo dan camera juga sehingga mudah disebarkan.”
Ricko mendorong warga GPIB khususnya kaum muda yang punya potensi untuk mengembangkan talenta dan berbuat sesuatu, membantu mengatasi wabah pandemi ini. “Banyak talenta musik di GPIB, mungkin saja dengan bentuk-bentuk sederhana, satu oragnis dan vokalis. Saya tanamkan ke teman-teman bahwa kita bisa kembangkan apa yang kita punya untuk sesama. Tulus aja lakukan pekerjaan ini, jujur aja, karena ada teman-teman yang juga musisi tidak kerja lagi tapi tetap berbagi meski situasi seperti ini. Yang penting kita gerak saja dulu. Berharap kita bisa adakan konser-konser lagi sambil membantu sesama,” ujarnya.(lip)