GPIB Indonesia
  • Media GPIB
  • Tentang GPIB
    • TENTANG GPIB
    • Visi dan Misi
    • Pemahaman Iman
    • Majelis Sinode
    • Presbiterial Sinodal
    • PKUPPG
  • DIREKTORI
    • Departemen
    • Gereja
    • Pendeta
    • Yayasan
      • YAPENDIK
      • YAYASAN DIAKONIA
      • YAYASAN KESEHATAN
  • Berita & Artikel
    • SINODE
    • Kegiatan
      • M I S I O N E R
      • D I A K O N I A
    • Kegiatan PELKAT
      • PELKAT PA
      • PELKAT PT
      • PELKAT GP
      • PELKAT PKP
      • PELKAT PKB
      • PELKAT LANSIA
    • P E R S P E K T I F
      • I N S P I R A S I
      • Sosok
  • Sabda Digital
  • Arcus
  • Hubungi Kami
  • Rakerdal PEG GPIB 2024

GPIB Indonesia

  • Media GPIB
  • Tentang GPIB
    • TENTANG GPIB
    • Visi dan Misi
    • Pemahaman Iman
    • Majelis Sinode
    • Presbiterial Sinodal
    • PKUPPG
  • DIREKTORI
    • Departemen
    • Gereja
    • Pendeta
    • Yayasan
      • YAPENDIK
      • YAYASAN DIAKONIA
      • YAYASAN KESEHATAN
  • Berita & Artikel
    • SINODE
    • Kegiatan
      • M I S I O N E R
      • D I A K O N I A
    • Kegiatan PELKAT
      • PELKAT PA
      • PELKAT PT
      • PELKAT GP
      • PELKAT PKP
      • PELKAT PKB
      • PELKAT LANSIA
    • P E R S P E K T I F
      • I N S P I R A S I
      • Sosok
  • Sabda Digital
  • Arcus
  • Hubungi Kami
  • Rakerdal PEG GPIB 2024
SINODE

Pdt. Dr. Liesye A. Sumampouw: Kuota 30 Persen Bagi Perempuan Peluang, Gereja Harus Aktif

May 20, 2020

Gereja  harus mendorong warganya berpartisipasi aktif dibidang politik dan kemasyarakatan melalui jalur-jalur yang tersedia berbasis kompetensi dan kualitas serta integritas personal.

Regulasi pemberian kuota 30 persen bagi perempuan harus dilihat sebagai peluang yang kondusif bagi perempuan. Karena peluang itu kalau tidak dimaknai secara positif, arif dan bijak dia hanya akan menjadi regulasi pelengkapan kalau bukan pemanis. 

Demikian pendapat Pdt. Dr. Liesye A. Sumampouw berbicara dalam forum diskusi Zoom Meeting bertema “Peluang Partai Kristen 2024: Perspektif Perempuan” yang dilaksanakan Pewarna Indoneia, Selasa 19 Mei 2020.

Partai-partai politik berlabel kristen atau nasionalis harus didorong untuk secara sadar melibatkan perempuan  secara proporsional dan kualitatif dalam percaturan  politik. Gereja dan atau lembaga keistiani harus mempersiapkan secara terencana dan kualitatif perempuan yang terlibat dan akan terlibat.

“perempuan perlu memperlihatkan kapasitasnya. Bukan sekedar hadir, tapi untuk apa ia hadir, apa makna kehadirannya. Dibutuhkan perempuan yang kualitasnya handal, integritasnya kokoh dan punya jaringan seluas mungkin demi tujuan dan cita-cita bangsa,” tutur Liesye.

Namun dalam hal membuat partai kristen, Ketua  Umum Gereja Protestan Indonesia (GPI) ini mempertanyannya. “Membuat partai kristen dalam tanda kutip apa yang mau dijual? Visi misinya samakah dengan partai lainnya. Porsoalan internal kristen adalah gereja tidak bisa bersatu, berbeda secara idiologis. Sementara dorongan dari arus bawah sangat kuat mendirikan partai Kristen.”

“Apakah konteks kita bernegara kini dan untuk prediksi  2024 harus berpikir dan bertindak sektarian dan eksklusif. Mari kita kaji lebih jauh mengenai hal ini,” ujarnya.

Visi umat kristen tentang politik dan peran politiknya bervariasi, berdasarkan aliran teologi yang dianutnya. Visi kehadirannya juga berbeda sesuai visi dan kepentingan pendirinya.

“Bermimpi agar terjadi akumulasi suara pemilih kristen melalui partai berbasis kristen adalah sebuah keniscayaan. Karana itu hemat saya ketika masalah-masalah hakiki, mendasar tidak terjadi kesepahaman maka mustahil akumulasi suara pemilih kristen ada di partai berbasis kristen,” kata Liesye.

Angelica Tengker Ketua Kerukunan Keluarga Kawanua (KKK) mengatakan, kesulitan dari segi jumlah kekuatan suara dari sisi perempuan kaum Nasrani ada di mana-mana dan punya peran serta pengaruh. Ini tantangan Iman, yang bisa menjadi kendala pemenuhan kuota dan biasanya partai akan terjebak di sana.

Elisabeth Adolfina Komesak, seorang akademisi dari STT Paulus Medan yang pernah mencalonkan diri sebagai Wakil Bupati di NTT mengatakan, umat Kristen memiliki sekitar 23 juta populasi, maka potensi dan peluangnya sangat memungkinkan. Modal human capital membutuhkan tokoh nasional pemersatu yang butuh dana politik yang besar sekali.

Namun, katanya, siapa yang akan menyediakan itu.  Tapi kalau semua bersatu pasti bisa ditangani. Kedepan perbaiki komunikasi, satukan visi dan misi supaya kepentingan Kristen terpehatikan.

Clartje Tamawiwy Ketua BPHJ Hermita Syallom, perempuan dalam diri punya kekuatan unik walaupun sering di anggap lemah. Tapi perempuan adalah mitra laki-laki, demikian juga dalam perpolitikan dalam sejarah ketertarikan perempuan dalam perpolitikan selalu meningkat.

“Dengan kemuculan parpol kristen akan memberi ruang gerak lagi kepada kaum perempuan untuk menyuarakan kepentingan dan eksistensinya,” imbuhnya.  /fsp

Pdt. Dr. Liesye A. Sumampouw: Kuota 30 Persen Bagi Perempuan Peluang, Gereja Harus Aktif was last modified: August 9th, 2024 by Redaksi Arcus

Tinggalkan Komentar / Pesan Anda disini

0
Facebook Twitter Google + Pinterest

Artikel Lainnya

PGI Minta Presiden Selamatkan KPK, Gomar Gultom: Kita Prihatin

Baksos Komisi PelKes GPIB Silo DKI dan GPIB Immanuel Kotabaru

LITURGI IBADAH TUTUP TAHUN KELUARGA GPIB

Sambutan Majelis Sinode HUT GPIB Ke – 71

Gempa Sulbar dan Banjir Kalsel: Korban Terus Bertambah, Majelis Sinode GPIB Galang Dana

Departemen Teologi GPIB Mengajak Diskusi Bagaimana Bergereja Disaat Ada Bencana

Mupel Jakarta Selatan Bagikan Masker ke Masjid

Miranda S. Goeltom Pimpin BUMG GPIB

Undangan Test Pravikariat GPIB 2019

HUT ke-7 PELKAT Persekutuan Kaum Lanjut Usia GPIB

Kategori Artikel

  • INFO VIKARIS
  • Featured
    • Slide
  • Kegiatan
    • Misioner
    • DIAKONIA
  • SINODE
    • Pesan-Pesan
    • Agenda
  • Kegiatan PELKAT
    • PELKAT PA
    • PLEKAT LANSIA
    • PELKAT PT
    • PELKAT GP
    • PELKAT PKB
  • Perspektif
    • Arcus

Majalah Arcus

Hubungi Kami

Majelis Sinode GPIB
Jl. Merdeka Timur. No.10
Gambir, Kota Jakarta Pusat
Jakarta, Indonesia
P: (021) 384 2895
P: (021) 384 9917
F: (021) 385 9250
E: admin@gpib.or.id

Direktori

  • Yayasan
  • Pendeta
  • Departemen
  • Musyawarah Pelayanan
  • Facebook
  • Email

@2016 - Majelis Sinode GPIB.