Jakarta, GPIB – Vaksinasi dosis II yang dilaksanakan Majelis Sinode GPIB Rabu (28/4/2021) berhasil menjangkau 300 lebih peserta vaksin. Relawan terlihat sedikit kewalahan dengan cukup banyaknya lansia yang datang pada jam-jam yang sama, karena harus menjemputnya dengan kursi roda.

Vaksinasi di Kantor Majelis Sinode selalu mendapat perhatian dari pejabat-pejabat pemerintah. Sebelum-sebelumnya dikunjungi Wakapolda Metro Jaya Brigjen Pol Hendro Pandowo dan Kasdam Jaya Brigjen TNI M. Saleh Mustafa. Dan pada Selasa 27/4 mendapat kunjungan dari Dinas Kesehatan.
Tidak hanya itu, relawan juga harus membantu dalam pengisian form pendaftaran menyangkut riwayat kesehatan lansia satu persatu agar bisa melanjutkan untuk pemeriksaan kesehatan dan tekanan darah dan selanjutnya mengikuti vaksinasi.
Untuk urusan dorong mendorong kursi roda, Pdt Marthen Leiwakabessy, Ketua I Majelis Sinode terlihat cukup piawai, lincah dan tahu persis bagaimana harus mendorong melewati tanjakan yang cukup terjal. Beberapa relawan lainnya seperti Tommy Masinabow yang juga Ketua Satgas Sinodal GPIB juga cukup responsif membantu saat menangani opa-oma yang memerlukan bantuan.

Bahkan dihari-hari sebelumnya Pdt Malkisedek Eka Puimera, Ketua II juga ikut mendorong kursi roda para lansia agar bisa memasuki ruang pemeriksaan kesehatan dan vaksinasi termasuk membantu para lansia pasca vaksinasi menaikkan ke kendaraan untuk pulang ke rumah.
Sukacita membantu para lansia adalah pengalaman tersendiri bagi relawan. Dari bagaimana mengajari opa-oma untuk berdiri perlahan lalu berbalik untuk duduk di kursi roda hingga membantu mengangkat kaki lansia pada pijakan kursi roda agar bisa dalam posisi yang sempurna di kursi roda harus dilakukan relawan.
KIsah lainnya dihari-hari sebelelumnya ada oma yang datang tidak ada pendamping, tahu-tahu sudah duduk di kursi depan tempat lansia. Melalui pengeras suara relawan pun memanggil-manggil pendamping oma yang bersangkutan. Apa daya tak ada yang merasa mengantar oma. Pendataan pun dilakukan oleh relawan agar oma bisa divaksin. Selangkah lagi oma memasuki ruang pemeriksaan kesehatan, tiba-tiba muncul seorang wanita muda mengaku sebagai pendamping oma.

Kisah lainnya adalah ada Oma yang sudah masuk di ruang vaksin namun tidak jadi vaksin karena ada komplain dari Opa, sang suami meminta agar oma tidak boleh divaksin. Dengan nada tinggi Opa meminta kepada tim medis agar Oma tidak divaksin. Koordinator Vaksinasi, dokter Griselda P. Aer, Sp.KP mengabulkan permintaan tersebut dan memerintahkan oma tidak divaksin.
“Dimana pikirannya orang satu itu. Kita mau vaksin kenapa dilarang,” tutur oma, marah kepada Opa saat digiring relawan meninggalkan ruang vaksinasi.
Kisah menarik lainnya, saat membantu seorang Oma mengisi form pendaftaran. Saat duduk menempati area lansia yang tersedia relawan pun membantu pengisian form. Baru saja relawan, Frans S. Pong menyiapkan papan form dan duduk di samping, oma tidak henti-hentinya bertanya kepada relawan tersebut.
“Ada apa ya di sini kenapa ramai,” tutur oma dan dijawab relawan: Ada vaksinasi, Oma. Pengisian form terus berlanjut, tak lama kemudian oma bertanya lagi: Kok makin banyak orang, ada apa ya. Relawan pun menjawab lagi: Ada vaksinasi, oma. /fsp