Melayani pasien di tengah wabah Covid-19 bagi dokter berusia 59 tahun ini butuh keberanian lebih. Dokter Ronald E. Rotinsulu sehari-hari bertugas di Unit Gawat Darurat (UGD) RSUD Ratu Zalecha Martapura, Banjar, Kalimantan Selatan.
“Menjadi dokter dan telah melayani selama 21 tahun adalah anugerah bagi saya. Kami semua harus berani melakukan pekerjaan ini untuk membantu masyarakat yang sakit karena wabah ini. Di tengah pandemi ini berharap semua sehat,” katanya saat membuka perbincangan.
Bertugas di UGD, kata dr. Ronald, masih banyak masyarakat yang belum paham, khususnya yang dari desa. Mereka takut karena akan diisolasi.
“Di sini kondisinya berbeda, ada warga yang tinggal di desa. Ada yang sudah mengetahui wabah ini, ada pula yang belum. Saya memaklumi karena mungkin mereka belum mendapat informasi yang lengkap. Kadang mereka yang diperiksa tidak mau terus terang dengan kondisinya karena takut diisolasi namun setelah discreening oleh tim. Mereka ditanyai, tinggal di mana, pernah keluar kota atau pernah kedatangan keluarga yang dari luar kota dari zona merah atau ada pertemuan. Dari situlah kami sudah mengetahui dan kami melanjutkan memeriksa kondisi badannya. Karena, sekarang ada gejala tanpa diketahui oleh orang tersebut atau OTG. Dan ternyata setelah kami gali, warga ini berhubungan dengan orang pendatang. Oleh karena itu kami meminta pasien untuk terus terang sehingga mudah ditangani. Memang pemerintah daerah di sini juga sudah mengisolasi warga yang terdampak,” kata dokter yang juga menjabat Daken di GPIB Maranatha, Banjarmasin.
Soal alat pelindung diri (APD) bagi tenaga medis, kata dr. Ronald, aturannya sama untuk dipatuhi oleh semua tenaga kesehatan. “Kami semuanya sudah mempersiapkan di rumah sakit ini. Meski demikian dalam kondisi terbatas tetap dilakukan. Jika di tempat lain menggunakan APD satu lapis, kami tiga lapis. Bahkan jas hujan juga kami gunakan yang penting tidak tembus,” katanya dengan nada riang.
Imbauan bagi warga menurut dr. Ronald yang juga aktif di Mupel Kalselteng ini, selalu patuhi aturan dari pemerintah.
“Yang pertama, ikuti perintah pemerintah setempat karena dengan demikian sudah sangat membantu bagi kami tenaga kesehatan. Kedua, setiap keluar rumah harus gunakan masker. Kemudian kebersihan pribadi masing-masing, dalam arti, cuci tangan lebih sering, apa yang kita pegang di luar setelah itu harus cuci tangan. Bahkan di kota Martapura ini, pemerintah sudah menyiapkan tandon dan sabun, agar masyarakat bisa mencuci tangan. Juga istirahat yang cukup dan makan makanan yang lebih baik, tidak harus banyak tapi cukup,” tandasnya.
Menjalani profesinya menurut dr. Ronald, ia amat bangga menjadi bagian dari RSUD Ratu Zalecha Martapura dan bagian dari masyarakat Martapura. “Dari sejumlah pasien yang dirawat di rumah sakit ini, pasien sembuh dan sudah dipulangkan ke rumah dan yang dirawat dengan status PDP 2 orang. Saya sangat bangga dan senang bertugas di rumah sakit ini, khususnya membantu yang sakit” ujarnya. (lip)