Jakarta, GPIB – Menjalankan bulan Ramadan tidak hanya bagi umat Muslim pada umumnya. Berpuasa dalam hal ini juga menjadi bagian dari umat Kristen khususnya GPIB Bukit Moria Jakarta. Mengapa? Jemaat ini pada setiap kali memasuki bulan suci ramadan aktif dan sangat aktif membagi-bagikan sajian makan dan minuman berbuka puasa.

Setiap hari jemaat Bukit Moria ikut menyediakan menu-menu khas berselera yang dibagikan menjelang buka puasa di halaman gereja di bilangan Tebet Jakarta Selatan itu. Antusias warga yang berpuasa mengambil menu berbuka cukup tinggi. Terbukti setiap kali dilakukan pembagian makanan selalu habis yang ditangani oleh Komisi GERMASA.
Marhaban Ya Ramadan di GPIB, kenapa tidak? Spanduk bertulis Marhaban Ya Ramadan terpampang indah di tembok gereja di GPIB Bukit Moria Jakarta, menyatakan kepedulian di bulan puasa umat Muslim.

Sekretaris Umum PGI Pdt. Jacklevyn Frits Manuputty dalam kesempatan tersebut mengatakan, sudah menjadi DNA gereja untuk saling peduli dalam kegiatan-kegiatan kemanusiaan.
“Kami mendorong gereja-gereja mengambil bagian. Ini adalah panggilan Iman dan sekaligus panggilan sebagai warga negara. Apa yang dilakukan Bukit Moria bisa menginspirasi tumbuh dan berkembangnya nilai-nilai toleransi,” katanya.

Sukacita bisa berbagi sangat dirasakan oleh warga Bukit Moria. Terlihat saat-saat pembagian paket berbuka puasa, ada senyum lepas menandai ketulusan berbagi dan peduli kepda sesama khususnya umat Muslim yang menjalankan ibadah puasa.
“Iya, setiap hari makanan berbuka puasa yang kami bagikan sebanyak 350 boks hingga 500 boks,” tutur Ketua Majelis Jemaat GPIB Bukit Moria, Jakarta Pdt. Ny. Meinita M.E. Wungo-Damping, S.Th, MM belum lama berselang.

Apa yang dilakukan warga jemaat Bukit Moria ini kepada warga Muslim yang berbuka puasa patut mendapatkan apresiasi. Nilai toleransi dalam bingkai kebersamaan sebagai insan GPIB khususnya dan sebagai warga Indonesia sewajarnya untuk terus dirawat untuk kebaikan terhadap sesama.
“Melalui paket berbuka puasa semua boleh melihat perbuatan Allah yang ajaib. Saudara kami umat Muslim menerima berkat ini menerima dengan sukacita dan damai sejartera. Dan ketika mereka kenyang mereka tahu bahwa Tuhan itu baik,” kata wanita yang sebelumnya KMJ Jatipon, Bekasi ini.

Tidak tanggung-tanggung, pemberian menu berbuka puasa yang dilakukan Bukit Moria berlangsung sebulan penuh, 30 hari. Teknis pemberian sajian berbuka dilakukan dengan memberikan langsung kepada pengendara motor yang digiring memasuki halaman gereja. Dan bebarapa lainnya dibagikan kepada pengendara yang beradar di jalan raya depan gereja.
Saat pembagian makanan berbuka, Warga jemaat Bukit Moria sangat berperan aktif terlibat didalamnya, dari membagikan makanan hingga mengantarkannya kepada beberapa orang yang berada diluaran halaman gereja.

Warga jemaat Bukit Moria, Hermanus mengatakan, apa yang dilakukan warga jemaat Bukit Moria ini semata karena rasa kepedulian yang dalam kepada sesama saudara yang beragama Muslim yang dilaksanakan selama sebulan penuh. Menurutnya, kegiatan ini bisa terselenggara selain karena menjadi program kerja gereja, juga karena ada orang-orang yang peduli dengan memberikan bantuan dana.
“Ada donatur yang ikut di sini,” kata Hermanus menguraikan dalam sehari paket buka puasa yang disalurkan mencapai 300 sampai 500 paket. Target yang disasar dalam pembagian paket buka puasa ini kata Hermanus kepda siapa saja yang lewat di depan gereja.
Sebagai catatan redaksi, mengapa rasa kepedulian bagi sesama diperlukan? Kita harus peduli karena kita adalah makhluk sosial. Kita tidak bisa hidup sendiri tanpa bantuan orang lain. Kalau kita tidak peduli pada orang lain, bagaimana mungkin kita berharap orang lain peduli pada kita?
Tambahan lagi, kita peduli karena kita memiliki rasa kasih di dalam hati, sejahat jahatnya orang pasti dia memiliki rasa kasih, paling tidak rasa kasih pada keluarganya.
Peduli pada kesulitan orang lain, seperti dilansir IDNtimes.com, bukan berarti kamu berniat ikut campur dalam urusan orang. Tapi kepeduliaan ini mengartikan bahwa kamu memiliki rasa kemanusiaan yang tinggi dalam batas yang wajar. Kesulitan orang lain juga jadi kesulitan kita sebagai sesama manusia, oleh karena itu jangan acuh dan belagak masa bodoh. Sebab ini lima alasan kenapa kamu harus peduli pada kesulitan yang orang lain alami.
Dengan berbagi kita bisa mendapat perasaan lebih bahagia dan otomatis mengurangi tingkat stress yang ada. Sebuah studi yang dilakukan di Harvard Bussiness Scholl pada tahun 2008 seorang professor yang bernama Michael Norton menyimpulkan, bahwa memberikan sejumlah uang pada orang lain dapat meningkatkan kesejahteraan dan rasa bahagia, dibandingkan dengan membelanjakannya untuk diri sendiri.
Tidak ada manusia yang ingin kualitas hidupnya memburuk atau menurun. Tidak perlu repot-repot untuk bisa menaikkan kualitas diri, coba terapkan sikap peduli pada kesulitan yang orang lain hadapi. Dengan begitu kamu bisa mengupdgrade dirimu lebih baik dengan cara yang sangat sederhana.
Kita bisa melakukan banyak hal saat ingin peduli pada kesulitan orang lain. Contohnya saja ketika saudara kita mengalami bencana alam. Seberapapun nominal yang kalian sumbangkan akan sangat berharga bagi mereka yang membutuhkan. Melalui hal kecil kamu bisa menciptakan perubahan yang berarti.
Mari berbagi, mari peduli kepada sesama. Sekecil apapun itu berharga di mata Tuhan. GPIB Bukit Moria Jakarta teruslah menyatakan kebajikan. Marhaban Ya Ramadan. /fsp