Jakarta, GPIB – Majelis Sinode GPIB turut serta memutus mata rantai penyebaran Covid-19. Upaya itu dilakukan dengan melaksanakan vaksinasi bagi warganya dan masyarakat pada umumnya terutama kaum lansia.
Acara vaksinasi yang diselenggarakan pada 29 Maret hingga 14 April 2021 dan 19 April 2021 dan vaksinasi dosis II pada 28/4/2021 dan berakhir 12 Mei 2021. Tak tanggung-tanggung jumlah peserta vaksin yang ambil bagian dalam vaksinasi ini mencapai 5.858 orang.
Capaian yang luar biasa yang bisa dilakukan Mejelis Sinode GPIB bekerja sama dengan Kementerian Kesehatan, RS PGI Cikini dan Puskesmas Gambir dan segenab relawan membuat jalannya proses vaksinasi di Kantor Majelis Sinode di Jalan Medan Merdeka Timur 10 Jakarta bisa berjalan lancar.
Tidak mudah melaksanakan vaksinasi menangani hampir mencapai 6.000 orang ini, karena harus menyiapkan segalanya dari urusan data peserta vaksinasi, sambungan internet, penyiapan tenda, penyiapan tenaga medis, para dokter dan tenaga kesehatan lainnya serta relawan. Yang cukup menyita pemikiran adalah soal ketersediaan obat vaksinasi. Tim kerja yang merupakan Person In Charge (P.I.C) vaksinasi Ketua I MS GPIB Pdt Marthen Leiwakabessy, Sekretaris II Pnt Sheila Salomo-Lumempouw S.H dan Dokter Griselda P. Aer, Sp.KP sebagai Koordinator.
Tiga sosok inilah yang menjadi orang dibalik suksesnya penyelenggaraan vaksinasi yang cukup menguras tenaga dan pemikiran sehingga semua bisa terpenuhi dan tuntas dilaksanakan. Rasa bangga dan antusias terlihat dari peserta yang datang melakukan vaksinasi karena GPIB bisa melaksanakan vaksinasi ini.
“Semua bisa berjalan lancar karena campur tangan Tuhan. Awalnya kami tidak percaya kalau ini bisa kami laksanakan. Tapi Puji Tuhan, kenyataan semua bisa terlaksana dengan baik,” kata Pdt Marthen Leiwakabessy saat menyampaikan sambutannya dalam pembukaan pelaksanaan vaksinasi itu.
Tidak hanya sekadar menyiapkan kebutuhan untuk pelaksanaan vaksinasi, Pendeta asal Maluku ini sangat tahu bagaimana melancarkan proses saat peserta berdatangan untukl vaksin. Penataan dilakukannya dengan baik, dari memasang tenda agar perserta tidak kepanasan dan kehujanan bahkan mengatur alur agar peserta vaksin bisa berjalan lancar juga ditata dengan baik. Bahkan dalam melayani kaum lansia, Pdt Marthen turun tangan mendorong kursi roda lansia memasuki ruang registrasi.
Vigur Pnt Sheila Salomo Lumempouw S.H selaku P.I.C adalah sosok yang luar biasa sehingga vaksinasi GPIB bisa terlaksana. Andil wanita yang berprofesi sebagai pengacara ini cukup memberikan kontribusi besar. Mengapa? Diakui ketersediaan vaksin sangat terbatas dan tidak mudah untuk mendapatkannya. Inilah yang selalu menjadi bahan pembicaraan saat-saat evaluasi. Namun berkat hubungan yang baik dengan mitranya kebutuhan vaksin bisa terpenuhi.
“Kami sangat berterimakasih kepada kepada Pak Christ Kanter dan Ibu Miranda Gultom yang banyak membantu memberi dukungan pada vaksinasi ini. Mereka inilah yang punya hubungan baik dengan pemerintahan dalam hal ini Kementerian Kesehatan sehingga kita bisa melaksanakan vaksinasi ini,” tuturnya.
Lobi-lobi Sheila Salomo kepada mitranya adalah kunci sukses ketersediaan vaksin. Dalam rapat-rapat evaluasi Tim Kerja, sosok Sheila Salomo menjadi tokoh sentral pelaksanaan vaksinasi ini. Tak heran kalau Tim Kerja selalu memberikan applause dengan bertepuk tangan karena kegigihannya melakukan lobi agar vaksin bisa didapatkan.
Pehatiannya juga kepada awak Tim Kerja yang beragama Muslim juga terlihat. Dalam kesempatan bulan ramadan ini, Sheila Salomo membagikan parcel sebagai tanda ucapan Idul Fitri. Tidak hanya kepada rekan Muslim, seluruh awak Tim Kerja juga menerima pemberian parcel dan karyawan Majelis Sinode.
Mau tahu sosok yang dari menit ke menit yang memonitor vaksinasi ini? Dia adalah Dokter Griselda P. Aer, Sp.KP kehadirannya sebagai Koordinator dalam vaksinasi GPIB memberi gairah tersendiri. Sosok dokter yang mahir menembak ini selalu memberi semangat kepada tenaga kesehatan dan relawan saat-saat pelaksanaan vaksinasi. “Ayo, ke depan harus lebih baik lagi,” tuturnya.
Wanita asal Sangihe Talaud ini selalu bergerak lincah mewanti-wanti keadaan saat vaksinasi termasuk memastikan jumlah peserta yang akan divaksin. Harapannya, jangan ada kerumunan mulai dari saat penfartaran hingga ke ruang observasi. “Saya minta kepada peserta untuk tidak membuat kerumunan. Saya akan hentikan kalau masih ada kerumunan,” katanya tegas. Bagi Dokter Griselda, ia tidak mau akibat kerumunan terjadi klaster baru penyebaran Covid-19.
Peserta vaksin tidak hanya datang dari lingkup Jakarta tapi juga dari Depok, Bogor, Tengerang dan Bekasi, merupakan kaum lansia dan pegiat gereja dan rohaniawan. Pelayanan vaksinasi yang diselenggarakan Majelis Sinode GPIB ini juga mendapat perhatian dari instansi pemerintah lainnya seperti Kepolisian RI dan TNI-AD. Di hari pertama vaksinasi di Kantor Majelis Sinode GPIB Medan Merdeka Timur 10 Jakarta, Senin (29/3/2021) Wakapolda Metro Jaya Brigjen Pol Hendro Pandowo dan Kasdam Jaya Brigjen TNI M. Saleh Mustafa melihat langsung pelaksanaan vaksinasi. /fsp