GPIB, Jakarta – Setelah sukses di hari pertama, Pelatihan Jarak Jauh seri #2 yang dilaksanakan secara daring semakin menarik pada Kamis 25/6/2020. Acara yang dilaksanakan dalam rangka Bulan Pelkes 2020 ini menampilkan narasumber Pnt. Andreas Sujono, S.Pi, Jonner Situmorang, M.Si dan Chikita Lestari, SP.
Para peserta pelatihan jarak jauh seri #2 ini mengikuti secara detil apa yang disajikan narasumber yang memikiki keahlian masing-masing dibidangnya. Unit Pembinaan Dan Pemberdayaan Masyarakat (UP2M) yang menjadi motor acara ini cukup berhasil menjaring peserta yang pada dasarnya membutuhkan materi-materi aktual berkaitan dengan pandemi Covid-19 yang mengakibatkan terpuruknya tatanan keekonomian warga.
Narasumber Pnt. Andreas Sujono, S.Pi yang membawakan materi “Budidaya Lele dan Sayuran untuk Ketahanan Ekonomi Keluarga Di Era Pandemi Covid-19” mengatakan, dampak Covid-19 banyak warga jemaat yang mengalami kesulitan ekonomi. Mengatasi hal itu, Andreas memberi solusi dengan memanfatkan pekarangan.
“Pangan sehat dari pekarangan yang sempitpun bisa memberikan dampak positif terhadap perekonomian keluarga,” katanya dalam acara yang dipandu Martino Andrias Therik, S.Kom mencontohkan pemeliharaan lele dapat dilakukan dalam tandon, drum, atau di ember bisa mengatasi ketersediaan gizi bagi keluarga dan keekonomian warga. Selama pemeliharaan ikan lele 2 bulan akan dilakukan pergantian air 30% setiap 3-4 hari. Air dari pembuangan ini yang kaya akan unsur Nitrogen (N) dimanfaatkan sebagai pupuk cair organik bagi tanaman.
Ikan lele dapat dipanen pada umur 2 bulan (1 kilogram/10-12 ekor) dan dalam pembesaran lele dipadankan dengan budidaya sayuran ini praktis dan mudah untuk dilakukan.
Untuk sayuran, kata warga GPIB Zebaoth Bogor ini, wadah tanam bisa menggunakan botol plastik bekas; media tanam bisa beragam seperti sekam padi dan tanah. Sayur yang ditanam seperti Kangkung, bayam. Sayuran dapat dipanen dalam waktu 30 hari.
Selain materi Lele, UP2M juga menghadirkan narasumber Jonner Situmorang, M.Si yang memaparkan “Wirausaha Minyak Atsiri dan Produk Turunannya Perfume Alami, Freshcare, dan Massage Oil” menggunakan bahan-bahan rempah.
Menurut Jonner, rempah adalah bagian tumbuhan yang beraroma atau berasa kuat yang digunakan dalam jumlah kecil di makanan, sebagai pengawet dalam makanan. Rempah/Atsiri/Essential Oil merupakan metabolit sekunder yang berfungsi sebagai material pertahanan tanaman.
Sebanyak 40 dari 70 species tanaman atsiri di dunia ada di Indonesia. Sampai saat ini, industri minyak atsiri aromatik masih dihasilkan oleh petani atau para penyuling skala kecil dengan alat suling traditional (drum bekas) yang tersebar di daerah. Peluang usaha berbagai jenis minyak atsiri unik dan bernilai ekonomi.
Teknik penyulingan minyak Atsiri bisa kita lakukan dan sangat sederhana,” tuturnya. Penyulingan dengan beberapa sistem seperti uap dengan alat drum sederhana, Teknik Air dan Uap, dan Redestilasi. Bahan Baku minyak yang berbeda menghasilkan rendemen dan waktu penyulingan yang berbeda.
Jonner menyebutkan bahwa Bimbingan Teknik yang pernah dilakukan adalah Produksi Minyak Atsiri dan Formulasi Fragrans untuk Aromatheraphy, Baby Oil, Massage Oil dan Perfume Alami; Bimtek Vikaris GPIB 2019 (Sereh wangi); Wirausaha minyak Atsiri di SMK Pertanian.
“Harga parfum alami lebih mahal dari parfum sintesis, parfum sintetis memiliki efek samping terhadap kesehatan, sementara parfum alami sehat dan sangat prospek bisa kita kembangkan di jemaat kita di pos pelkes atau di perkotaan,” imbuh Jonner.
Tak kalah menariknya, Pelatihan Jarak Jauh seri #2 ini mengusung narasumber Chikita Lestari, SP yang menyajikan Peluang Budidaya Ikan Hias di Era Pandemi Covid-19. “Tingkat permintaan ikan hias air tawar meningkat secara signifikan di masa pandemi Covid-19. Ini peluang pasar yang besar,” tuturnya.
Jenis ikan yang dibudidayakan adalah ikan rainbow (ikan pelangi) seperti Rainbow Bosemani, Rainbow Balloon, Rainbow Merah, Rainbow Biru, Rainbow Makaloni, Rainbow Peacock. Wadah budidaya bisa di kolam plastik, box bekas kulkas, box Styrofoam, aquarium, kolam terpal.
Persiapan pemeliharaan meliputi tahapan: Pembersihan tempat pemeliharaan, isi tandon air (usahakan air sumur), pengisian tempat pemeliharaan. Proses pemeliharaan: pakan Pellet dan cacing sutra. Penggantian air sebanyak 4 hari sekali; Sortir ikan 2 minggu sekali.
Analisis usahanya, kata Chikita, untuk 10 kolam (masing-masing ukuran 1 x 2 x 0.6 m) dan bibit ikan dan pakan per bulan sebesar Rp. 1,745,000. Pemeliharaan 30 hari: dari rainbow peacock = 1,728,000 (menutup biaya operasi) dari rainbow bosemani: Rp. 2,880,000 (nett) (dengan Survival Rate 80%). Keuntungan bulan ke-4 sebesar Rp. 3,434,000. Kendala yang mungkin dihadapi jika di kolam ikan di luar rumah adalah ada hama jadi perlu ditutup waring
Pengurus UP2M Dr. Lenny Syafei berharap pelatihan yang diberikan tidak sampai disini saja. Karena itu UP2M memikirkan rencana tindak lanjut.
“UP2M GPIB akan membentuk grup peserta pelatihan jarak jauh pelkes untuk komunikasi berikutnya, oleh sebab itu data bapak dan ibu kami butuhkan,” katanya. UP2M GPIB akan membantu dalam penyediaan bibit (buah atau sayur) dan modul-modul yang praktis yang bisa langsung diterapkan;
UP2M GPIB akan memberikan pendampingan jarak jauh, jadi diharapkan agar peserta dari tiap jemaat membentuk kelompok di jemaatnya masing-masing; langsung mempraktekan apa yang diperoleh dari pelatihan dan tetap berkomunikasi dengan UP2M GPIB.
Pembentukan kelompok dapat dikoordinasikan di tingkat jemaat. Struktur kepengurusan kelompok, nama kelompok, lokasi kelompok, komoditi yang akan dikembangkan menjadi data dasar untuk pendaftaran kelompok ke dinas pertanian setempat.
Pelatihan Jarak Jauh Pelkes ini disusun secara berseri (sampai #4). Semua peserta diharapkan bisa mengikuti semua seri pelatihan. Peserta yang mengikuti pelatihan secara penuh akan mendapatkan sertifikat dari UP2M. /fsp