Jakarta, GPIB – Memainkan musik dengan baik dan benar melekat di jiwanya. Tekadnya yang besar dijalur musik tak diragukan lagi bergelut didunia musik. Ia adalah Jonathan Christian Turangan Wibowo, pianis, yang saat ini tengah menggeluti studi jurusan Concert Performance Arts di Gnesin Academy of Music, Moskwa, Rusia.

Nasionalisme blasteran Jawa Manado ini kuat melekat. Ia mengakui menempuh studi di Rusia juga untuk Indonesia. “Cita-cita membangun bangsa, apa yang saya dapat disini saya akan bawa untuk Indonesia,” kata Jonathan dalam forum bincang-bincang via zoom yang dipandu Sutoyo Raharto, MA baru-baru ini.
Anak Serani keluarga Pdt Paulus Kariso Rumambi, Ketua Umum Majelis Sinode ini bisa merangsek negeri Beruang Merah ini karena bisa mendapatkan bea siswa. Tak ayal fasilitas itu dimanfaatkan dengan baik dari anak pasangan ayah Triono Wibowo dan ibu Rommy Turangan ini yang belajar piano sejak usia 7 tahun. Sukses Jonathan tidak terlepas dari pesan kedua orangtuanya yang selalu berpesan” “Harus selalu rendah hati, tidak boleh sombong.”

Menurutnya, beasiswa untuk musik ke Moskwa hanya sedikit yang bisa memperolehnya. Orang Indonesia yang berada di kampus tempat ia belajar hanya ia sendiri. “Hanya saya sendiri orang Indonesia,” tutur Jonathan. Namun saat ini di Rusia yang tersebar dibeberapa tempat lainnya ada sekitar 600 orang Indonesia yang juga dalam rangka studi.
Soal biaya hidup, kata warga jemaat GPIB Paulus Jakarta ini, tidak jauh berbeda dengan di Indonesia. “Biaya hidup tidak jauh berbeda dengan Indonesia,” ujar Jonathan yang meninggalkan Indonesia sejak 2016.

Ehm…mau tahu background studi Jonathan sebelumnya? Ternyata sosok pria ini pernah menekuni bidang Gizi. Ia adalah alumni Strata-1 jurusan Gizi, Universitas Indonesia. Tak menyangka ya, kalau ia pernah menggeluti bidang gizi. Tapi itulah kenyataan yang ada pada diri Jonathan.
Saat ditanya apakah banyak warga negara asing yang studi di Moskwa, selain Indonesia? Jonathan mengatakan warga Tiongkok cukup banyak yang studi di Moskwa dan mengambil jurusan musik tempat ia mengenyam pendidikan.
Belajar musik, baginya, adalah belajar sesuatu yang abstrak. Pendidikan musik di Rusia membutuhkan kerja keras bahkan dalam kenyataannya persaingan jauh lebih rumit dan ketat, bisa jadi karena peradaban budaya Rusia antara Barat, Arab, Eropa dan Timur.
Apa yang luar biasa belajar musik? Secara lugas dijawab Jonathan. Orang Rusia sangat menekankan pendidikan akademis. Dalam hal pendidikan, orang Rusia terkenal serius. Untuk pendidikan musik di Rusia, musik masuk dalam salah satu pendidikan akademis sangat ditekankan. “Saya punya tiga guru musik dengan spesialisasi berbeda-beda,” akunya.
Spesialnya, kata Jonathan, belajar musik di Moskwa karena saat studi siapapun digiring untuk mengerti bahasa Rusia. Bahasa Rusia sangat berbeda terhadap bahasa lainnya. “Sampai saat ini saya masih belajar bahasa Rusia. Awalnya shock berat karena saat itu seakan dipaksakan untuk berbahasa Rusia. Dari nol untuk berbahasa Rusia.”
Ibu serani Jonathan, Maylani Rumambi kedepan mengharapkan ada banyak warga GPIB yang mengikuti program studi musik di Moskwa Rusia yang memanfaatkan bea siswa yang disediakan setiap tahunnya.
“Baru satu dari GPIB yang bisa kuliah musik di Moskwa, semoga bisa jadi motivasi untuk anak-anak muda GPIB untuk cari beasiswa musik ke sana,” tutur Maylani yang aktif membangun Sekolah Yapendik Fajar Sion Jakarta ini.
Jonathan yang akrab disapa Jo, kata Maylani, anak dari pasangan ayah Triono Wibowo dan ibu Rommy Turangan, anak pertama dari 3 bersaudara yang semuanya laki-laki, merupakan warga jemaat Sektor Pelayanan 5 di GPIB Paulus Jakarta. /fsp