
Pengurus Dewan PKP dan Peserta Diskusi Media Sosial dalam acara Pembinaan Kaum Perempuan di Kantor Majelis Sinode yang mengahadirkan pengamat masalah sosial Maria Kumaat dan Franklin Sondahk yang dilaksanakan Dewan PKP GPIB, Rabu 10/07/2019.
Pengamat masalah media sosial, Franklin Sondakh, S.Kom, M.Th menyarankan agar penggunaan media sosial mampu menyesuaikan diri dengan kebutuhan atau minat, membatasi waktu dalam menggunakan media sosial.
Pasalnya, kata Franklin, bermedsos bisa membuat seseorang menjadi kecanduan. “Jadi sesuaikan diri dengan kebutuhan atau minat, membatasi waktu dalam menggunakan media sosial agar tidak kecanduan,” kata warga GPIB Paulus Jakarta ini saat berbicara dalam acara Pembinaan Kaum Perempuan di Kantor Majelis Sinode yang dilaksanakan Dewan PKP GPIB, Rabu 10/07/2019.
Franklin meminta, dalam menggugunakan medsos perlu melihat waktu yang tepat atau pada waktu luang yang tersedia. Dampak positif media sosial mampu menghubungkan keluarga yang tersebar, memiliki jaringan pertemanan yang luas, menjadi terampil dalam bersosialisas dan bisa berbisnis.
Namun, kata Franklin, medsos punya sisi negatif pada menurunnya tingkat kesehatan, memungkinkan menjadi seorang yang individualis, menimbulkan sikap acuh terhadap orang-orang disekeliling, terjadinya cyber-bullying, maraknya kejahatan yang berasal dari social media.
Dampak negatif lainnya dari medsos, menurunkan produktivitas, bisa melalaikan sesuatu yang menjadi kewajiban, menghambat mimpi dan cita-cita, maraknya informasi bohong, dan melabilkan emosi. Dampak negatif lainnya membuat hidup lebih konsumtif, pembajakan yang merugikan, mengakibatkan kecanduan, privasi kehidupan lebih diketahui orang banyak, mudahnya seseorang meluapkan perasaannya.
Tak sampai disitu, medsos bisa menurunkan daya ingat, menurunkan kreativitas, dan menimbulkan kebencian, mudahnya akses untuk mendapatkan informasi yang tidak baik, tersebarnya perilaku yang kurang baik.
Semua ini, tutur Franklin, menjadi tantangan. Tantangan di media social munculnya kriminalitas melalui Media Sosial, penipuan berkedok jual beli online, penculikan, pemerkosaan, penggelapan, pembajakan akun media sosial dan prostitusi online.
Terhadap berita-berita bohong alias hoax, punya cara untuk mengatasi berita hoax. Menurutnya, berita palsu tidak mencantumkan nama penulis artikel, menggunakan alamat website yang mirip dengan media besar, menggunakan judul berita spektakuler, menggunakan unsur mencocok-cocokkan.
“Menghindari hoax, baca terlebih dahulu baru share, cermati alamat situs, cek fakta, verifikasi informasi yang diterima, jangan percaya mitos, jangan mudah terprovokasi, ingat tidak semua berita di internet atau medsos benar,” tandas Franklin. fsp/frans