Saudara sebangsa dan setanah air,
Khususnya warga Gereja Protestan di Indonesia bagian Barat (GPIB) yang berada di seluruh Indonesia bahkan yang ada di luar negeri.
Di saat kita merayakan hari Kemerdekaan Republik Indonesia, negeri kita tercinta, hal pertama dan yang utama yang harus kita akui bahwa hanya atas berkat rahmat Allah yang Maha Kuasa, rakyat Indonesia menyatakan kemerdekaannya (71 tahun silam).
Maka sebagai insan beriman, adalah patut bagi kita untuk menaikkan syukur kepada Allah penguasa jagat raya ini atas anugerah kasih-Nya kepada kita rakyat Indonesia.
Ungkapan syukur itu harus nyata dalam tanggungjawab kita sebagai warga negara, anggota masyarakat, tetapi juga sebagai orang-orang yang mendasari kehidupan atas dasar iman bahwa kehadiran kita di tengah-tengah bangsa Indonesia dalam suatu masyarakat yang beraneka latar belakang budaya, agama dan kepercayaan adalah untuk menyatakan kesaksian kita secara positif, terbuka terhadap yang baik, mengingat dan mensyukuri firman Allah yaitu “olehmu semua bangsa di dunia ini akan diberkati.”
Kenyataan yang tak terhindarkan ialah bahwa sebagai warga gereja di Indonesia, kita akan terus hidup bersama warga masyarakat yang lain.
Karena itu Bhineka Tunggal Ika sebagai kepribadian bangsa sekaligus ciri bangsa Indonesia wajib kita pelihara. Ini bukan karena desakan sejarah atau pemaksaan oleh suatu kekuatan yang muncul di dalam sejarah, tetapi ini adalah suatu kebijaksanaan yang juga alkitabiah yaitu “usahakanlah kesejahteraan kota dan berdoalah untuk kota itu kepada Tuhan sebab kesejahteraannya adalah kesejahteraanmu (Yeremia 29:4,5,7).
Sikap seperti ini adalah wajar dan yang berkenan kepada Allah, karena Tuhan kita Yesus Kristus yang telah memerdekakan manusia dari kuasa dosa sehingga tidak ada lagi hamba atau orang merdeka, karena kita semua adalah satu dalam Tuhan.
Perubahan zaman yang sarat dengan hidup terkotak-kotak, kiranya menantang kita, menggugah dan menggugat kita untuk tetap memandang Tuhan yang hadir bagi semua orang. Dengan demikian persaudaraan yang sejati selaku warga bangsa akan terwujud apabila kita bisa menjadi sesama bagi orang lain.
Segala lini kehidupan termasuk hidup rohani terasa lumpuh. Relasi sebagai sesama yang saling mencinta sungguh-sungguh mendapat tantangan maha berat di alam kemerdekaan ini.
Berbagai nilai sosial tergerus oleh egoisme, pemujaan terhadap hidup yang palsu, kesadaran akan pentingnya martabat manusia menjadi hilang membuat tak sedikit orang menindas, pelecehan dan kekerasan seksual terhadap anak dan perempuan adalah tontonan dan berita menarik walau tak manusiawi. Ketika ada usaha untuk memperjuangkan hak azasi, muncullah himpitan bagi yang lemah tak berdaya.
Memang zaman kita kini menghembuskan angin kencang yang sedikit banyak mengusik hidup persaudaraan dan toleransi kita.
Perayaan hari kemerdekaan Republik Indonesia, negeri kita tercinta, kiranya membangkitkan kesadaran kita terhadap usaha untuk merajut persaudaraan sebagai sesama anak bangsa. Hanya persaudaraanlah jawaban yang tepat atas semua situasi kemanusiaan itu.
Inilah wujud tanggungjawab orang Kristen terhadap bangsa ini dalam memelihara persatuan dan kesatuan.
Tanggungjawab orang Kristen terhadap pemerintah pun harus dinyatakan karena sikap itu mengandung makna bahwa kepatuhan terhadap pemerintah adalah sebuah kemestian. Sebab tidak ada pemerintah yang tidak berasal dari Allah.
Contoh gamblang yang disodorkan oleh Yesus Tuhan kita yaitu “berilah kepada Kaisar apa yang wajib kamu berikan kepada Kaisar dan kepada Allah apa yang wajib kamu berikan kepada Allah” Ini merupakan suatu catatan penting untuk hanya membayar pajak kepada kaisar dan jangan menyembahnya. Sebab penyembahan hanya kepada Allah saja.
Artinya ketaatan kepada pemerintah yang berkuasa di dunia ini adalah wujud kesetiaan kepada Allah yang berkuasa dalam kehidupan kini maupun yang akan datang.
Pemerintah sebagai alat penertiban dan pelaksana kesejahteraan bagi rakyat banyak mesti didukung. Doakanlah mereka.
Kehadiran kita di bumi Indonesia ini janganlah dilihat dari sisi sejarahnya saja ataupun sosiologis semata, tetapi ingatlah bahwa keberadaan kita itu sebagai panggilan dan pengutusan oleh Tuhan. Disadari sungguh bahwa kita senantiasa berhadapan dengan realita bagai domba di tengah-tengah serigala. Karena itu hidup yang jujur, tulus dan baik, harus dinyatakan.
DIRGAHAYU NEGERI KITA TERCINTA….. SALAM SEJAHTERA BAGI SAUDARA SEBANGSA.
Merdeka