Wakil Ketua MPR, Muhaimin Iskandar dan juga Ketua Umum DPP PKB Abdul Muhaimin Iskandar melakukan silaturrahmi dan berdiskusi dengan Fungsionaris Majelis Sinode (FMS) GPIB di Kantor Mejelis Sinode GPIB di Jakarta, Selasa (10/9/2019).
“Alhamdulillah bisa diskusi dengan para sahabat Pendeta. Kita terus membangun Indonesia yang kita cita-citakan bersama,” lanjut Muhaimin Iskandar yang juga akrab disama Cak Imim. Kunjungan Cak Imin ini diterima FMS GPIB antara lain, Ketua I Pdt Marthen Laiwakabessy, Ketua II Pdt Melkisedek Eka Puimera, Sekretaris I Pdt Elly Pitoy De Bell dan beberapa pendeta lainnya.
Ketua I Pdt Marthen Laiwakabessy menyatakan rasa syukurnya atas kunjungan yang dilakukan Ketua Umum DPP PKB Abdul Muhaimin Iskandar ke Kantor Majelis Sinode GPIB ini. “Terima Kasih sebesar-besarnya untuk Pak Muhaimin yang sudah berkunjung ke sini. Harapan kami semoga bapak dan keluarga selalu diberkati, dilindungi senantiasa oleh Tuhan Maha Esa, Maha Pengasih dan Penyayang,” katanya.
Soal Papua, Cak Imin menyatakan keprihatinannya terhadap kejadian yang menimpa mahasiswa Papua di Kota Surabaya dan Malang. “Sungguh kita sangat bersedih, prihatin dan tentu menyadarkan kepada kita berarti hari ini tingkat kebersamaan dan toleransi kita mulai menurun,” katanya.
Sebagaima diketahui Cak Imin adalah sosok yang sangat mengandalkan sikap toleran dalam kehidupan bermasyarakat dan berbangsa. Dalam suatu kesempatan ia mengatakan, karakter penganut Islam yang santun dan toleran di Indonesia merupakan modal dasar pembauran Islam dan demokrasi yang hebat dan harus dipertahankan untuk menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Menurutnya, berbeda dari kawasan Timur Tengah, penganut Islam di Indonesia cenderung lebih moderat, toleran dan ramah. Kesantunan dan keramahan penganut Islam yang juga menjadi karakter masyarakat Asia Tenggara, tidak terlepas dari latar belakangnya.
Ia menjelaskan dari peristiwa itu, dapat diketahui bahwa rasa persaudaraan dan kekeluargaan saat ini terbilang rawan. “Iya kondisi persaudaraan dan kekeluargaan agak rawan dalam tanda petik mengalami ancaman. Untuk itu kita harus benar-benar sekali lagi memperkuat ikatan persaudaraan kita,” tandasnya.
“Karena itu saya prihatin dan segera mari kita pulihkan dengan merajut kembali persaudaraan dan kebersamaan kita sesama warga bangsa,” ujar Muhaimin. Untuk itu pihaknya mengimbau, serta mengajak seluruh elemen masyarakat, agar semua warga dapat membangun solidaritas, dan memperkuat kebersamaan dan persaudaraan sesama warga bangsa. /fsp