Jakarta, GPIB – Sebuah Zoominar & Gelar Wicara mengungkap kesempurnaan seorang pria tapi juga sisi lemah lelaki, dan membuktikan bahwa wanita itu hebat.
Pengurus Yapendik Fajar Sion Ny. Maylani Rumambi saat membuka forum ini mengatakan, wanita ternyata mengambil bagian di hampir semua lini kehidupan, hampir mendominasi semua kehidupan. Sementara kaum pria hidup dalam kapasitas yang tidak maksimal. Padahal sangat diharapkan kaum lelakinya bisa semakin kuat. “Gereja akan kuat kalau kaum prianya kuat,” katanya mengutip apa yang pernah disampaikan Cole, penulis buku Kesempurnaan Seorang Pria.
Dan apa kata orang-orang hebat soal pria yang sempurna? Tiga narasumber memaparkan itu. Mereka adalah Deputi I Kepala Staf Kepresidenan Febry Calvin Tetelepta, Presiden Direktur PT Freeport Indonesia Tony Wenas dan Pdt GPIB Dr. Nancy Nisahpih Rehatta M.Th.
Bagi Febry Calvin Tetelepta, menjadi sosok pria yang mumpuni harus kerja keras, fokus pada apa yang dikerjakan dan berani mengambil keputusan, dan mau menginternalisasi kehidupan Yesus.
“Yesus adalah guru,” katanya dalam Zoominar & Gelar Wicara ketika menjadi narasumber dalam Zoominar & Gelar Wicara “Kesempurnaan Seorang Pria” yang diselenggarakan Sekolah Fajar Zion, Yapendik, Sabtu 10 April 2021.
Bagi Febry, disiplin sangat penting dalam menjalankan tugas terutama disiplin terhadap diri sendiri dalam keseharian. “Disiplin dengan diri sendiri, bagaimana mau mendisiplinkan orang lain kalau diri sendiri tidak disiplin,” tandasnya.
Tidak hanya itu, kata Febry, dalam menjalankan semua pekerjaan selain disiplin, perlu fokus, jujur dan tulus. “Saya setiap datang ke kantor saya mengambil waktu 5 menit untuk berdoa,” ucapnya menyebutkan Mazmur 37.
Menjadi sosok sempurna bagi Febry tidak mungkin bisa dilakukan oleh siapapun. Karena yang sempurna itu adalah Yesus sendiri.
“Yang penting adalah bagaimana menginternalisasi kehidupan Yesus. Kesempurnaan itu tidak pernah kita dapat, hanya Yesus yang sempurna. Saya setiap datang ke kantor saya mengambil waktu 5 menit untuk berdoa,” tutur pria yang pernah aktif di Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI).
Menurutnya, doa keluarga adalah topangan yang sangat berarti bagi dirinya. Doa keluarga menjadi kekuatan dalam menjalankan tugas yang diembannya.
“Doa keluarga menjadi berkat dan kekuatan buat saya. Satu hal yang saya jaga adalah hari minggu saya tidak mau berada di luar kota, minggu saya harus ada di rumah,” ujarnya menyebutkan bahwa doa istri yang mejadi kekuatan, istri itu penjaga dan penolong. Puji Tuhan, kata Febry, semua yang dikerjakannya sebagai Deputi I berjalan bagus. Tuntutan pekerjaan mengharapkan untuk selalu Zero kesalahan.
“Tingkat stress ya tinggi, makanya dukungan doa keluarga sangat penting,” tutur Febry. Untuk meraih posisi yang bagus tidak perlu kasak-kusuk. Jabatan bagi Febry adalah tanggung jawab yang harus dikerjakan dengan baik. “Saya tidak perlu lobi. Cukup kerja dengan baik dan serahkan kepada Tuhan. Kekuasan bagi saya besok bisa hilang kapan Tuhan ambil,” ucapnya. Diakuinya, semua beban tugasnya dan tanggung jawabnya paralel dengan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan.
Bagi Tonny Wenas, Presdir PT Freeport Indonesia, rahasia sukses itu terletak pada tradisi dalam keluarga. Diakuinya bahwa cara-cara demokrasi sangat diterapkan keluarganya dalam mengambil keputusan. “Di keluarga, saya menerapkan demokrasi dalam keluarga. Saat mau pindah kerja saya tanya ke istri dan saat anak besar saya tanya ke anak. Walaupun keputusan ada di saya,” katanya.
Sosok istri bagi Tony Wenas sangat berperan dalam sukses karir yang diraihnya. Ia mengakui bahwa sosok istri adalah sosok luar biasa dalam sukses yang diraihnya selama ini. Istri adalah wanita yang selalu hadir mendampinginya menata karir dan keluarganya. “Dibalik sukses suami ada istri yang hebat,” tandas pria yang hobi menyanyi dan bermusik ini.
Tidak pernah bersungut-sungut baik di rumah maupun di kantor menjadi patron hidupnya dan selalu mensyukuri apa yang dialami dalam menjalankan kerja dan terus berdoa untuk semua yang dikerjakaannya. Hasilnya, kata Tony Wenas, jauh lebih baik daripada dengan marah-marah. “Saya juga tidak pernah bawa kerjaan di rumah.”
Petunjuk Tuhan menjadi hal utama bagi Tony Wenas. Mengandalkan Tuhannya adalah yang utama dalam hidupnya termasuk dalam hal-hal pindah kerja sekalipun ia selalu menanyakan kepada Tuhan.
“Saya selalu meminta petunjuk Tuhan termasuk saat mau pindah kerja. Dengan demikian kita akan menjalankannya dengan lega.”
“Soal kesempuranaan saya masih terus belajar, kehidupan, manajemen dan apapun itu. Jangan sia-siakan waktu untuk belajar. Orangtua saya bilang banyaklah mendengar dan mencari hal-hal baru. Jabatan itu adalah titipan yang bisa diambil setiap saat. Kalau mau diganti setiap saat, silakan.”
Sisi luar biasa lelaki dalam karir ternyata punya sisi gelap yang yang bisa menerpa lelaki siapapun dia. Apa saja itu? Pdt Nancy Nisahpih Rehatta mengatakan semua gereja atau jemaat punya masalah konseling terkait perselingkuhan dalam jemaat yang harus ditangani. Ini menunjukkan tingkat perselingkuhan itu tinggi sekali. Selain soal perselingkuhan, ia juga menyebutkan sisi gelap lelaki yang ternyata suka dengan pornografi, kekerasan dalam rumah tangga dan merasa berkuasa.
Mengapa orang kerap jatuh dalam perselingkuhan? Bisa jadi karena tekanan, punya media sosial dan aplikasi kencan, selama pandemi situs kencan meningkat dari 1500/hari menjadi 17.000. 20% menjalin komunikasi dengan mantan, tidak puas dengan kehidupan seksnya dan tidak bahagia.
Lalu bagaimana mengatasi ini? Jawabnya adalah menata kehidupan keluarga yang harmonis. Karena dengan basis keluarga yang kuat dan berangkat dari perkawinan yang sehat dan bahagia akan terhindar dari perselingkuhan, pornografi, kekerasan dalam rumah tangga.
“Kegagalan sering muncul itu disebabkan ketidak mampuan dan ketidak kemauan menjalankan peran masing-masing,” kata peraih Doktor Pertama Pendeta Wanita GPIB ini.
Solusinya ketika ada badai menerpa rumah tangga, kata Pendeta Nancy adalah dengan menghormati perkawinan sebagaimana Ibrani 13:4 yang mengatakan, Hendaklah kamu semua penuh hormat terhadap perkawinan dan janganlah kamu mencemarkan tempat tidur, sebab orang-orang sundal dan pezinah akan dihakimi Allah.
Perkawinan adalah ikatan janji yang dibuat dengan Allah, bukan hanya antar pasangan. Hidup beriman harus terus dipupuk. Ingat, perkawinan bukan belenggu, tetapi pembebasan. Paradigma tentang kekuasaan harus diubah.
“Dalam keluarga seringkali suami atau ayah diposisikan sebagai kepala, pemimpin, pengatur, penilai, pengarah dan lainnya. Padanya ada otoritas. Disinilah persoalan sering timbul. Sejauh mana pria memahami kekuasaan yang dimaksud dan menjalankan perannya.”
Zoominar & Gelar Wicara berjalan lancar setelah dibuka doa Pdt. Daniel Lumentut dengan Moderator Pdt. Dinka Utomo dan M.C Debby Roring, Dalam kesempatan berharga Rilexya Pattipelohy Ketua PP Yapendik memberikan kata sambutannya yang juga dihadiri Michael Roring Ketua Dewan PKB GPIB. Dan tiba pada akhir acara doa penutup oleh Pdt. Nitis Harsono./fsp