
Peduli pada kondisi bangsa saat ini, dari kerusuhan di Papua, bencana alam Maluku hingga Batu Malang, Gereja Protestan di Indonesia bagian Barat (GPIB) menyatakan empatinya terhadap kondisi tersebut.

Akibat kerusuhan Papua 23 September 2019 lalu mengakibatkan terjadinya pengungsian besar-besaran, GPIB ambil bagian meringankan beban warga di pengungsian dengan menggalang bantuan melalui pengumpulan barang-barang keperluan sehari-hari. Adapun keperluan sehari-hari yang bisa dikumpulkan antara lain pakaian layak pakai untuk kaum pria, wanita dan anak-anak, kebutuhan sehari-hari seperti sabun mandi, shampo, bedak, pasta gigi dll.
Semua keperluan yang telah dikumpulkan untuk disortir lalu pengepakan langsung dikirim ke Papua melalui pesawat Harcules milik TNI AU. “Iya semua kami kirim ke Papua dengan pesawat Hercules,” ungkap Ketua I Majelis Sinode GPIB Pdt Marthen Leiwakabessy.

Semua keperluan yang telah dikumpulkan disortir lalu pengepakan langsung dikirim ke Papua melalui pesawat Harcules milik TNI AU. “Iya semua kami kirim ke Papua dengan pesawat Hercules,” ungkap Ketua I Majelis Sinode GPIB Pdt Marthen Leiwakabessy.
Sebagaimana diketahui akibat kerusuhan di Papua mengakibatkan terjadinya pengungsian yang jumlahnya sekitar 8.000 orang di Wamena.
GPIB juga peduli dengan kondisi warga Maluku yang mengalami gempa bumi 26 September 2019 yang terjadi di kota Ambon, Kabupaten Maluku Tengah dan Seram Bagian Barat, berkekuatan 6,8 SR. Akibat gempa itu terjadi kerusakan pada banyak bangunan dan secara umum telah mengakibatkan kepanikan warga bahkan menelan korban jiwa.
Ketua Departemen Pelkes GPIB, Pdt. Ny. Katte Fonny Barahama-Pattipeilohy mengatakan, dari Crisis Center GPIB via Departemen Pelkes telah memberikan bantuan akibat gempa yang terjadi di Maluku itu. “Dari Crisis Center GPIB via Departemen Pelkes menyerahkan dana awal ke saudara yang ada di ambon yang terkena dampak gempa bumi,” tandas Pdt Fonne. Bahkan, katanya, Departemen Palkes juga memberi bantuan terhadap warga yang terkena dampak asap akibat kebakaran hutan di Kalselteng, dan Jambi.
Bencana alam angin kencang pada Minggu, 20 Oktober 2019 di Batu Malang juga menggugah GPIB meringankan beban derita yang dialami warga terdampak bencana yang terjadi desa Sumberbrantas Kecamatan Bumiaji Kota Batu.
Menangani bencana tersebut, Mupel Jawa Timur bergerak cepat itu karena di Mupel ini sudah ada Crisis Center yang bertindak sebagai koordinator jemaat GPIB yang memberikan bantuan.
Pdt Deiby Paath, KMJ GPIB Galilea Surabaya mengatakan penyerahan bantuan sudah dilakukan kepada warga yang terdampak bencana di Batu Malang. “Pkl. 01.00 semalam (21/10 red) penyerahan bantuan untuk korban angin puting beliung dan kebakaran gunung Arjuno yang mengakibat curahnya material dan debu di daerah Batu, Malang,” ujarnya.
fsp