GPIB, Jakarta – Pandemi Covid-19 tidak akan selesai dengan cepat. Untuk itu, sejak sekarang harus menciptakan situasi “normal yang baru”. Demikian disampaikan Theo Litaay, Ph.D Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden, saat berbicara dalam sebuah forum Discussion Group, Jumat (22/5).
Dalam diskusi yang mengahadirkan Prof. Drs. John A Titaley, Th.D sebagai Team Teaching itu, Theo menyebutkan bahwa Covid-19 telah menimbulkan dampak berat baik di sektor kesehatan maupun sektor lain.
Akibat pandemi, pekerjaan dan pendapatan hilang. Sekolah ditutup, dan hal ini menyebabkan efek negatif terhadap pembelajaran. Layanan dasar pun terhenti. Sementara itu, bagi banyak keluarga, pembatasan sosial, kejadian sakit, atau kehilangan anggota keluarga memperberat tekanan yang dirasakan.
Menanggapi apa yang disampaikan Theo Litaay, seorang penanggap dari GMIM mempetanyakan model New Normal itu seperti apa. “Masihkah Gereja dalam hal ini gedung gereja diperlukan,” katanya berkaitan dengan ibadah-ibadah yang dilakukan sudah Live Streaming.
Menjawab pertanyaan itu, Prof Titaley mengatakan gedung gereja di saat new normal bisa saja digunakan sebagai ruang isolasi yang memang dibutuhkan.
Psikolog Miryam S.V. Nainggolan, MSW dalam sebuah acara yang bertemakan Quovadis GPIB pada 9 Mei 2020 mengatakan, The New Normal setelah Covid-19 bisa jadi merupakan gaya hidup baru. Perubahan adalah keniscayaan, perubahan besar memasuki kehidupan baru sedang dialami manusia
“Yang perlu dipikrkan adalah bagaimana cara hidup kita jika pandemi Covid-19 berakhir. Apakah kita akan kembali hidup seperti sebelum ada wabah corona. Apakah kita akan berusaha beradaptasi dengan kondisi riil dan meneruskan dengan semangat baru,” kata Miryam. /fsp