GPIB, Jakarta – Siapapun harus mentaati aturan atau protokol kesehatan denga ketat, apalagi vaksin belum ditemukan. Karenanya hidup dalam kondisi Normal Baru adalah pilihan tepat
Mengatakan itu, dr. Prima Yosephine Hutapea, Mkm Kepala Subdit Penyakit DM dan Gangguan Metabolik, Kementerian Kesehatan RI ketika berbicara dalam diskusi bertema “Siapkah Kita Menggereja Secara Daring” yang dipandu Pdt Alexius Letlora, D.Th, Senin (1/6/2020) ini.
“Kalaupun vaksin sudah ditemukan, kendalanya hanya bisa diproduksi sebanyak 6000 per hari. Sementara kebutuhan dunia dengan penduduknya yang besar tidak mememungkinkan untuk langsung bisa mendapatkan,” kata Prima. Diharapkan, Indonesia bisa memproduksi sendiri vaksin untuk mengatasi ketergantungan dari luar.
Puncak pandemi diperkirakan akan terjadi pada pertengahan Juni dan berakhir pada Bulan Agustus bila diikuti dengan intervensi moderat deteksi massive pada 50% penduduk disertai containment yang ketat dimulai dari rumah, RT, RW, Kelurahan, dan Kecamatan. Bila tidak dilakukan intervensi, maka skenario terburuk adalah akhir pandemi belum dapat diprediksi
“Kasus di Indonesia masih fluktuatif dan belum dapat ditarik kesimpulan bahwa kurva jumlah kasus akan melandai karena masih harus melihat perkembangan kasus beberapa hari ke depan. Perlu dipersiapkan protokol masyarakat produktif dan aman Covid-19,” tutur Prima dalam acara yang digagas Komunitas DeWe yang juga menhadirkan tiga narasumber lainnya Prof Pdt Dr. John C. Simon, Pdt Dr. Josef M.N Hehanussa MTh dan Praktisi IT Aldrin Purnomo.
PSBB tidak dapat langsung diakhiri dan kembali ke kondisi sebelum ada epidemi Covid-19. PSBB dapat dilonggarkan bukan diakhiri tergantung dari kondisi epidemi dan dapat diketatkan kembali. /fsp