GPIB, Lawang – Jily, kelas 2 SD berusia 7 tahun. Ia sudah berada di Rumah Asuh Anak dan Lansia (RAAL) Griya Asih sejak 3 tahun lalu. Penghuni termuda di tempat itu yang suaranya kecil dan berlesung pipi. Ketika mengikuti ibadah minggu, bersama penghuni lainnya anak-anak dan oma-oma, Jily khusuk mendengarkan kotbah Pdt. JJ Lumanauw.
‘Biasanya aku kalau ibadah sama kakak-kaka di tempat ini mulai jam lima pagi,” katanya dengan suara rendah. Selama 3 hari ketika rombongan Yayasan Diakonia (Yadia) GPIB berkunjung, senyumnya tak pernah lepas ketika bertemu dengan anggota rombongan. “Aku senang karena selama ini sudah tiga bulan nda ada yang datang. Aku juga nda sekolah karena Corona,” tambahnya dengan nada khas Jawa Timuran.
Jilly bersama-anak-anak penghuni RAAL pagi itu dalam ibadah membawakan lagu rohani kolintang. Ia menjadi vokalis bersama Ani (10) yang badannya lebih besar darinya. Namun sehari-hari, keakraban mereka nampak erat.
Begitu juga dengan Oma Martina yang berusia 78 tahun yang biasa disapa Oma Tina. Ia mengaku senang ada warga gereja yang datang berkunjung dan beribadah. “Ya karena ini pandemi kita memaklumi sehingga gereja yang datang nda ada,” katanya dengan muka segar ketika bercerita. Pagi itu, para oma-oma sedang berjemur dan sejumlah perawat tengah memeriksa tensi darah masing-masing lansia. Selain Oma Tina, semua penghuni lansia ikut dalam kegiatan pagi, yaitu berjemur dan berolahraga ringan.
Menurut Ellen Natalia Poluan, Kepala RAAL, kehidupan anak-anak dan lansia di masa pandemi memang berbeda dari biasanya namun ibadah menjadi bagian utama kehidupan semua penghuni tiap hari.
“Kalau ibadah pagi semua penghuni melakukannya. Pagi diawali dengan ibadah pagi anak-anak pukul 05.10 pagi. Dan untuk oma-oma mulai 07.30 yang dilayani oleh pengurus dan perawat secara bergantian. Untuk ibadah minggu dilakukan gabungan antara anak-anak, oma-oma dan pengurus serta perawat muai pukul 17.15 dengan menggunakan SBU dan pujian dari Kidung Jemaat,” kata ibu ellen. Ia berharap, sesekali gereja di seputaran Jawa Timur bisa memimpin ibadah minggu di RAAL. “Agar semua yang ada di sini dapat terlayani oleh gereja, itu hrapan kami,” ujarnya.
Ia juga bercerita di RAAL masih kekurangan Alkitab dan Kidung Jemaat. “Ya kami membutuhkan 10 Alkitab dan Kidung Jemaat yang digunakan bagi anak-anak dan lansia,” kata ibu Ellen. (lip)