SAMARINDA, GPIB.or.id – Tidak hanya ucapan selamat Hari Minggu sebagaimana biasanya setiap Hari Minggu. Kali ini ranah medsos, khususnya warga GPIB di hari itu, Minggu 22 Agustus 2021 ucapan selamat atas Peresmian Pentahbisan Gedung Gereja Pospelkes Haleluya, Bangun Rejo Kaltim menghiasi rangkaian ucapan-ucapan selamat.
Ungkapan syukur membahana. Pergumulan Tuhan jawab sehingga Gedung gereja ini bisa diselesaikan. Tak tanggung-tanggung, Bupati Kutai Kartanegara (Kukar) Edi Damansyah pada 2020 yang melakukan peletakan batu pertama pospelkes ini dan juga meresmikan penggunaan Gedung gereja hasil relokasi dari PT Kitadin, sebuah perusahaan batubara ini.

“Pemerintah Kabupaten tidak bisa bekerja sendiri, pemerintah butuh seluruh komponen. Ada peran dunia usaha, ada peran dunia usaha dan ada peran masyarakat dan gereja itu sendiri,” kata Bupati Kutai Kartanegara Edi Damansyah ketika menyampaikan sambutannya.
Fungsionaris Majelis Sinode GPIB, Pdt J. Marlene Joseph, M.Th menyambut gembira atas berdirinya Gedung Gereja Pospelkes Haleluya tersebut. Menurutnya, gereja bukan hanya tempat membangun relasi dengan Tuhan tetapi rumah ibadah juga menjadi tempat membangun relasi sosial dengan sesama. Artinya, di dlam rumah ibadah ini ada manusia yang mencari sesama manusia membangun komunikasi dlsb.

“Untuk apa? Untuk membangun kepentingan sesama, membangun komunikasi bagaimana kita berpikir tentang kebaikan hidup bangsa dan negara kita,” kata Pdt Merlene saat menyampaikan sambutannya.
Ketua Panitia Pembangunan Gedung Gereja Pospelkes Haleluya, Yosafat Darongke, kepada arcus mengatakan harapannya kedepan jemaat Pospelkes Haleluya bisa menjadi bakal jemaat menuju jemaat mandiri. Saat ini, jemaat di Pospelkes Haleluya sebanyak 25 kepala keluarga.
Harapannya, untuk menjadikan jemaat mandiri perlu penggabungan dengan pos-pos sekitarnya agar terpenuhi kuota sebagaimana syaratnya untuk sebuah jemaat mandiri. “Beberapa pospelkes bisa digabung untuk menjadi jemaat mandiri, kalau cuma jemaa Haleluya cuma 25 KK. Ini merupakan program gereja induk dan Sinode,” ujar Yosafat.

Lebih detil mengenai Pospelkes Haleluya ini, Yosafat mengatakan, Gedung gereja Pospelkes Haleluya ini dibangun sangat besar, selain gedung gereja juga ada ruang pertemuan, rumah pendeta. Menurutnya, ini merupakan beban juga karena besarnya fasilitas yang dibangun. “Disini ada satu pendeta yang harus mengurus empat pospelkes disekitarnya. Sangat berat untuk merawat,” ungkapnya.
Sebagai informasi, Gedung Gereja Pos Pelkes Haleluya ini adalah bangunan pengganti gereja lama yang di gusur oleh perusahaan batubara PT Kitadin. Selain gereja juga digusur rumah-rumah penduduk, masjid, sawah dan ladang. Beberapa warga digusur juga adalah warga jemaat pelkes Haleluya.
Pelkes ini kemudian mendapatkan penggantian berupa lahan tanah seluas 3500 meter persegi. Juga dana pembangunan sebesar 2 miliar. Dengan tanah dan uang tersebut dibangunlah sebuah gedung gereja berukuran 12 x 24 meter, gedung serba guna 10,5 x 20 meter dan pastori 8,5 x 8,5 meter.
Peletakan batu pertama pembangunan pelkes ini dilakukan oleh Bupati Kutai Kartanegara pada awal Juni 2020. Lokasi kompleks gedung gereja ini berada diatas bukit dan berdekatan dengan warga jemaat yang juga kena penggusuran dan ganti rugi dari perusahaan.
Pospelkes ini dilayani oleh Pdt Yansi Irene Karniku-Tanamal sejak 2016 dan diproyeksikan menjadi jemaat mandiri paling tidak dalam 2 tahun ini. Selain Haleluya, pendeta Irene melayani pos pelkes Puun Udip Berambai, pelkes Hosana Separi 1 dan Bukit Sion Separi 2. /fsp/foto cover: SuaraKaltm.Id